Kalau lo tumbuh nonton Serie A tahun 90-an sampai awal 2000-an, pasti familiar sama pemain satu ini: Giuseppe Favalli. Gak pernah ribut, jarang disorot media, tapi nama dia selalu muncul di starting line-up klub besar — Lazio, Inter, bahkan AC Milan.
Favalli itu bukan pemain viral. Dia gak punya skill gila, gak pernah selebrasi berlebihan, dan highlight-nya bisa dihitung jari. Tapi dia punya satu hal yang banyak pemain modern gak punya:
ketenangan, loyalitas, dan mental baja.
Awal Karier: Dari Akademi Cremonese ke Tim Senior
Giuseppe Favalli lahir 8 Januari 1972 di Orzinuovi, Italia. Dia mulai karier di Cremonese, tim kecil di Serie B saat itu. Waktu remaja:
- Dia udah main di tim utama
- Dipasang di posisi bek kiri
- Tapi juga fleksibel main bek tengah
Di umur 17 tahun, dia udah debut di profesional. Dan uniknya, meskipun banyak bek kiri Italia saat itu bertipe “penjagal”, Favalli beda:
- Gak kasar
- Main bersih
- Fokus ke posisi dan intersep
Waktu itu, klub-klub besar langsung pasang mata.
Lazio: Rumah Kedua, Era Keemasan, dan Loyalitas Total
Tahun 1992, Lazio memboyong Favalli ke Roma. Dan di sinilah dia menghabiskan 12 musim penuh (1992–2004). Iya, 12 musim! Di era pemain sering pindah, itu langka banget.
Di Lazio, Favalli:
- Jadi starter reguler
- Main bareng Nesta, Verón, Nedved, Salas, Mihajlović
- Jadi kapten klub
- Menangkan Scudetto 1999–2000
- 2x Coppa Italia, UEFA Super Cup
Gaya main Lazio waktu itu super agresif, tapi Favalli tetap jadi bek kiri pilihan utama. Gak pernah neko-neko. Bahkan waktu Lazio punya talenta muda lain, pelatih tetap milih Favalli karena dia:
“Bikin lawan tenang, tapi tim makin nyaman.”
Gaya Main: Bek Kiri Tradisional yang Main Dengan Otak
Ciri khas Favalli:
- Gak suka overlap berlebihan
- Fokus jaga shape pertahanan
- Intersep rapi, timing tackle presisi
- Jarang bikin foul bodoh
- Umpan pendek akurat
Dia bukan tipe Cafu atau Roberto Carlos. Tapi dia tahu:
- Kapan harus naik
- Kapan harus jagain lini belakang
- Gimana baca permainan lawan
Kalau di era sekarang, dia mirip Nacho (Real Madrid) atau Azpilicueta versi kidal. Bukan superstar, tapi super penting.
Kapten Lazio: Simbol Kepercayaan
Favalli jadi kapten Lazio di era pasca-Alessandro Nesta.
Dan meskipun bukan tipikal “teriak-teriak”, dia punya aura:
- Semua pemain muda hormat
- Semua pelatih percaya
- Gak pernah drama kontrak
Ketika Lazio dilanda krisis finansial awal 2000-an, banyak bintang cabut. Tapi Favalli tetap bertahan.
Itulah kenapa fans Lazio selalu bilang:
“Scudetto 2000 punya banyak nama, tapi ada satu pemain yang jadi fondasi — Giuseppe Favalli.”
Pindah ke Inter Milan: Veteran yang Masih Tajam
Tahun 2004, Favalli pindah ke Inter Milan. Banyak yang kira dia bakal jadi cadangan. Tapi… dia malah:
- Main reguler di usia 32
- Bantu Inter juara Coppa Italia dan Supercoppa
- Jadi mentor buat bek muda macam Maicon dan Maxwell
Meskipun udah gak sering overlap, dia tetap jadi:
- Bek kiri alternatif saat cedera melanda
- Bek tengah saat krisis
- Opsi andalan pelatih untuk laga-laga sulit
AC Milan: Lengkapi Karier dengan Gaya
Setelah 2 tahun di Inter, Favalli gabung rivalnya: AC Milan tahun 2006, di usia 34. Waktu itu Milan butuh bek fleksibel yang:
- Bisa backup di kiri, tengah, bahkan kanan
- Gak banyak tuntutan
- Punya pengalaman UCL
Dan… dia jadi bagian skuad yang juara Liga Champions 2006–07!
Dia memang bukan starter final, tapi main di fase-fase penting. Gokil kan?
Favalli akhirnya pensiun di Milan tahun 2010, di usia 38 tahun. Dia total main lebih dari 600 pertandingan profesional.
Di Timnas Italia: Sering Masuk, Gak Pernah Jadi “Utama”
Favalli main di timnas Italia dari 1994–2004. Dia:
- Dapat 8 caps
- Sering masuk skuad cadangan
- Jarang starter karena persaingan super ketat (Maldini, Zambrotta, Panucci)
Tapi dia tetap dipanggil ke beberapa turnamen besar karena:
- Bisa diandalkan
- Gak banyak protes
- Adaptif
Dia tahu dirinya bukan bintang utama. Tapi dia tetap kasih 100%.
Karakter: Kapten Senyap, Pemain Anti-Drama
Giuseppe Favalli adalah pemain yang:
- Gak pernah kena kartu merah sepanjang karier
- Gak pernah bikin masalah dengan pelatih
- Gak pernah ribut di media
Dia pemain yang dihormati rekan, dicintai fans, dipercaya pelatih.
Kalau kamu tanya pemain kayak Nesta, Crespo, atau Verón… mereka semua bakal bilang:
“Favalli itu kunci tim yang tenang. Gak kelihatan, tapi selalu nutup celah yang orang lain gak sadar.”
Statistik Karier:
🔹 Cremonese: 85 laga
🔹 Lazio: 298 laga
🔹 Inter Milan: 49 laga
🔹 AC Milan: 80 laga
🔹 Total: 512 laga liga domestik
🔹 + banyak di Coppa Italia & kompetisi Eropa
Kelebihan:
- Positional awareness kelas atas
- Konsistensi sepanjang karier
- Multiperan: bisa kiri, tengah, kanan
- Antidramatik — pelatih bisa tidur nyenyak
- Respek tinggi di ruang ganti
Kekurangan:
− Gak cepat di usia akhir
− Minim kontribusi menyerang
− Kurang dikenal di luar Italia
− Timnasnya kurang bersinar
Tapi dia bukan buat headline. Dia buat fondasi tim yang stabil.
Setelah Pensiun: Jadi Pelatih & Pembina Akademi
Setelah pensiun, Favalli gak langsung jadi pelatih utama. Dia:
- Fokus jadi pengamat muda di Lazio & Milan
- Kadang muncul sebagai analis
- Lebih banyak habiskan waktu untuk keluarga & sepak bola lokal
Dia juga dikenal sering bantu event amal & komunitas olahraga kecil di Italia Utara.
Penutup: Giuseppe Favalli — Lo Gak Akan Ingat Semua Laganya, Tapi Lo Akan Kangen Punya Bek Seperti Dia
Di era sepak bola penuh drama, gosip transfer, dan pemain yang pindah tiap dua musim, Giuseppe Favalli adalah simbol loyalitas, kerja diam-diam, dan integritas.
Lo gak akan lihat dia trending. Tapi lo akan sadar:
tim besar butuh pemain kayak Favalli untuk bisa stabil dan menang.
Dia bukan legenda poster, tapi dia legenda sejati — karena dia tahu:
“Pemain bagus itu bikin highlight. Pemain hebat bikin tim menang.”